Welcome To My Blog's

Remember

Kamis, 16 Desember 2010

Raja Abadi - renungan harian

Dahulu kala, hiduplah seorang raja yang baik dan cinta damai. Masyarakat pada kerajaan tersebut saling menyayangi seperti satu keluarga besar. Mereka semua menghormati raja dan menjulukinya Raja Abadi.

Nama besar Raja Abadi tersebar sampai ke seluruh pelosok. Namun, reputasinya membuat raja tetangga yang memerintah iri hati. Raja tetangga ini memutuskan untuk berperang melawan Raja Abadi serta menaklukkan kerajaannya.

Ketika berita tersebut sampai ke istana Raja Abadi, para menteri menasehatinya untuk mempersiapkan perang sebaik-baiknya, tetapi raja menentangnya, "Perang itu kejam. Pihak mana pun yang menang, banyak orang yang akan benar-benar menderita dan tewas. Jika kita berperang dengan kerajaan tetangga, kerajaan kita akan jadi porak-poranda dan akan timbul kebencian yang tidak ada habis-habisnya. Saya akan turun takhta sebagai pertukaran untuk kehidupan yang damai bagi rakyatku."

Dengan mengabaikan protes dari para menteri, raja dan puteranya, sang putra mahkota, pergi ke daerah pegunungan yang jauh dan menjalani hidup yang terpencil. Kemudian raja yang baru mengambil alih kerajaan tersebut tanpa perlawanan sedikit pun. Namun ia tetap merasa takut kalau sewaktu-waktu Raja Abadi akan kembali untuk merebut kerajaannya. Untuk mencegah hal tersebut , ia mengumumkan bahwa ia akan bermurah hati memberi hadiah kepada siapa pun yang dapat menangkap Raja Abadi.

Pada suatu hari, raja abadi berjumpa dengan pengembara yang sedang beristirahat di bawah pohon. Lalu ia bertanya kepada pengembara itu, "Kamu kelihatan sangat kurus dan lelah. Dari mana asalmu?" "Saya berasal dari negara yang sangat jauh, Saya sedang tertimbun dengan hutang dan tidak punya cara untuk membiayai isteri dan anak saya. Saya mendengar Raja Abadi adalah seorang yang murah hati, oleh sebab itu saya datang kemari untuk meminta pertolongannya," jawab pengembara itu.

"Saya adalah orang yang kamu cari. Saya turut prihatin kepadamu yang sedang dalam situasi yang buruk, tapi saya kuatir tidak dapat membantumu lagi," kata Raja Abadi. Mendengar pengakuan ini, pengembara tersebut berbicara sambil menangis, "Jika saya tidak dapat melunasi hutang saya, saya pasti akan dibunuh saat pulang ke rumah, dan isteri serta anak saya akan mati kelaparan. Apa yang harus saya perbuat?"

Iba dengan perkataan pria tersebut, Raja Abadi menghiburnya, "Janganlah berputus asa. Saya mendengar raja yang baru telah berjanji untuk memberi hadiah yang luar biasa bagi siapa pun yang dapat menangkap saya. Cukup serahkan saya saja dan kamu akan menjadi kaya raya."

"Saya tidak tega melakukan itu. Kamu adalah orang yang sangat baik," kata pengembara terkejut.

"Saya pernah bersumpah saya akan melakukan yang terbaik untuk menolong siapa pun yang sedang membutuhkan. Karena raja baru menginginkan saya, biarlah saya menggunakan yang terbaik dari sisa hidup saya dan membantumu melunasi hutang-hutangmu," bujuk Raja Abadi.

Dengan segan, pengembara mengikat Raja Abadi dan membawanya ke istana. Ketika putera mahkota mendengar tentang hal itu, dengan tergesa-gesa ia menuju ke istana, namun ayahnya sudah dibawa ke tempat eksekusi. Pesan terakhir Raja Abadi, "Sudah menjadi kewajiban kita untuk bermurah hati dan memperhatikan sesama. Kita tidak boleh membiarkan kesulitan-kesulitan atau kesengsaraan mengubah cara kita memperlakukan orang."


Sang putera mahkota tahu pesan-pesan tersebut ditujukan padanya. Ia juga tahu kalau ayahnya tidak menginginkannya membalas dendam atas kematiannya, tapi hatinya dipenuhi rasa pedih. "Ayah saya telah dibunuh. Bagaimana mungkin saya dapat hidup dengan tenang mulai saat ini? Saya harus membalas dendam," tekad putera mahkota.

Ia kembali ke kota, tempat ia tinggal dengan menyamar di rumah rakyat biasa. Putera mahkota membantu pemilik rumah menanam sayur-sayuran. Ia sangat mencurahkan perhatiannya saat menaman sayur-sayuran tersebut, dan sayur-sayurannya tumbuh dengan subur. Ketika seorang menteri dari pengadilan kerajaan menyantap sayur-sayuran yang dihasilkan putera mahkota, ia sangat memujinya dan meminta putera mahkota untuk menyiapkan santapan untuk raja yang baru.

Raja sangat menikmati santapan tersebut, sehingga ia memutuskan untuk mempekerjakan putera mahkota yang masih muda ini untuk dirinya. Berangsur-angsur putera mahkota muda tersebut mendapat kepercayaan raja dan menjadi pengawalnya.

Suatu hari raja dan rombongannya pergi berburu ke pegunungan-pegunungan. Ia bersama sang putera mahkota terpisah dari rombongan lainnya dan tersesat. Setelah mengembara di pegunungan berhari-hari lamanya, raja kelelahan dan kelaparan. Ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk melanjutkan perjalanan. Ia mempercayakan pedangnya kepada sang putera mahkota dan tertidur lelap. Kepala raja bersandar pada pangkuan putera mahkota muda.

Inilah kesempatan amat baik untuk membalas dendam atas ayahnya! Tapi sang putera mahkota ragu-ragu. Hatinya berkata, "Sewaktu ayah masih hidup, ia selalu mengajarkan saya untuk mengasihi dan menunjukkan belas kasihan kepada sesama. Meskipun raja yang baru tamak dan tidak berperikemanusiaan, melihatnya tertidur lelap di pangkuanku, ia tampak seperti ayahku sendiri. Lagipula, ia adalah ayah dari seseorang juga."

Raja baru dengan bergegas terbangun. Ia berkata bahwa telah bermimpi kalau Raja Abadi dan putera mahkotanya sedang berusaha membunuhnya. "Meskipun ia seorang raja, ia masih tidak dapat tidur dengan lelap," sang putera mahkota merenung sendiri, "Ia pasti benar-benar sudah dikuasai oleh rasa takut." Putera mahkota tiba-tiba merasa iba terhadap raja tersebut. Ia berkata kepada raja, "Tidurlah kembali. Saya di sini untuk melindungimu. Kamu tidak perlu takut."

Setelah tidur kembali, seketika raja terbangun kembali. "Saya bermimpi tentang sang puter mahkota lagi, dan ia mengatakan tidak akan memaafkan saya." Ia bangun perlahan-lahan dan mulai bercerita, "Semenjak saya menyerbu kerajaan ini dan membunuh Raja Abadi, saya tidak melewati hari yang tenang. Seakan-akan saya hidup dalam neraka, terus-menerus disiksa oleh rasa takut dan kepedihan yang mendalam. Betapa menyesalnya saya atas apa yang telah saya perbuat."

Sang putera mahkota dapat merasakan bahwa raja tersebut benar-benar menyesal. "Janganlah takut. Saya adalah putera mahkota yang kamu takuti. Saya harus mengakui bahwa saya berniat membunuhmu sewaktu kamu sedang tertidur. Tapi saya teringat ayah saya dan bagaimana ia selalu mengajarkan saya untuk melayani sesama dengan kebaikan. Saya tidak mau mencemarkan namanya, sehingga saya putuskan untuk melupakan semua dendam."

Raja sangat terharu mendengar apa yang dikatakan putera mahkota, "Terima kasih banyak telah memaafkan saya. Saya tidak dapat mengungkapkan rasa terima kasih saya kepadamu, tapi saat ini kita berdua tersesat di dalam hutan. Jika kita tidak dapat keluar dari sini dengan segera, kita pasti akan tewas."

Sang putera mahkota tertawa dan berkata, "Kita tidak tersesat. Saya dengan sengaja mengarahkanmu menjauh dari yang lainnya. Sekarang saya akan mengeluarkanmu dari hutan."

Sewaku raja kembali ke istana, ia memanggil seluruh menteri-menterinya. Untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada sang pangeran, ia mengumumkan bahwa ia akan mengembalikan seluruh kerajaan kepadanya. Melihat betapa baiknya dan murah hatinya sang putera mahkota, menteri-menteri bersuka cita mengelu-elukannya raja.

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Kebaikan dan kejahatan hanyalah memiliki batas yang tipis. Meskipun sang putera mahkota menghormati ayahnya dan selalu mengingat pesan orangtua tersebut dalam pikirannya, namun ia tetap merasa sulit untuk memaafkan orang yang telah membunuh ayahnya. Untungnya, ia menemukan kekuatan pada kebaikan dan rasa menyayangi yang telah dicontohkan oleh ayahnya, hingga akhirnya ia mampu memaafkan dan melupakan dendamnya.

Pada umumnya orang sulit untuk menenangkan pikiran. Sewaktu hal-hal buruk terjadi padanya, kebajikan dan maksud-maksud baik hilang dari pikirannya. Sikap mereka menjadi aneh dan mereka menyimpang dari jalan yang benar. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi kita untuk menjaga pikiran kita dan menghindari pikiran-pikiran buruk sehingga kita dapat kembali pada sifat dasar yang murni dan tetap pada jalan yang benar.


sumber : http://www.tzuchi.or.id/

visit :www.bhikkhunidocumentary.com

Kamis, 09 Desember 2010

Pahami Perasaan Wanita

1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak meneteskan airmata, itu berarti dia sedang menangis di dalam hatinya.

2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.

3. Wanita sulit untuk mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (karena itu banyak wanita yang patah hati bila hubungannya putus di tengah jalan).

4. Jika seorang wanita jatuh cinta dengan seorang lelaki,lelaki itu akan sentiasa ada di pikirannya walaupun ketika dia sedang dengan lelaki lain.

5. Bila lelaki yang dia cintai merenung tajam ke dalam matanya, dia akan cair seperti coklat!!

6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.

7. Jika kamu tidak suka dengan gadis yang menyukai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan kasar karena ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia telah membuat keputusan, dia akan melakukan apa saja.

8. Jika seorang gadis sedang menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk seketika. Jika kamu masih ingin menganggap dia seorang kawan, cobalah tegur dia perlahan-lahan.

9. Wanita suka meluapkan apa yang mereka rasa. Musik, puisi, lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka meluapkan isi hati mereka.

10.Jangan sesekali beritahu kepada perempuan tentang apa yang membuat mereka langsung merasa tak berguna.

11.Bersikap terlalu serius bisa mematikan mood wanita.

12.Bila pertama kali lelaki yang dicintainya sedang diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon, si gadis akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tidak berminat, tetapi sebenarnya dia akan berteriak senang dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.

13.Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

14.Jika kamu menyukai seorang wanita, mulailah dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalmu lebih dalam.

15.Jika seorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak keluar, tinggalkan dia karena dia memang tak berminat denganmu.

16.Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu panggilan darimu,teruskan usahamu untuk memikatnya.

17.Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanya dia sendiri!!

18.Setelah seorang gadis jatuh cinta,dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.

19.Kalau kamu masih mencari-cari cara yang paling romantis untuk memikat hati seorang gadis, bacalah buku-buku cinta.

20.Bila setiap kali melihat foto bersama, yang pertama dicari oleh wanita ialah siapa yang berdiri di sebelah buah hatinya, kemudian barulah dirinya sendiri.

21.Mantan pacarnya akan selalu ada di pikirannya tetapi lelaki yang dicintainya sekarang akan berada di tempat teristimewa di hatinya!!

22.Satu ucapan 'Hai' saja sudah cukup menceriakan harinya.

23.Teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan lalui.

24.Wanita paling benci lelaki yang berbaik-baik dengan mereka semata-mata untuk menggaet kawan mereka yang paling cantik.

25.Cinta berarti kesetiaan, jujur dan kebahagiaan tanpa syarat.

26.Semua wanita menginginkan seorang lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati.

27.Senjata wanita adalah airmata!!

28.Wanita suka jika sesekali orang yang disayanginya memberi surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kata-kata romantis). Mereka akan terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Dengan ini dia tak akan ragu-ragu terhadapmu.

29.Wanita mudah jatuh hati pada lelaki yang perhatian padanya dan baik terhadapnya. So, kalau mau memikat wanita pandai-pandailah.

30. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita karena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh jiwa.

Selasa, 07 Desember 2010

renungan harian

Diambil dari buku Horeee! Guru Si Cacing Datang
Hendra Widjaja
Ehipassiko Foundation
Awareness Publication

Mindfulness (penyadaran murni) itu penting. Untuk bisa menjaga penyadaran murni, Anda perlu banyak bermeditasi. Sebaliknya, jangan sampai Anda menenggak miras seperti anggur, bir, dan sebagainya, karena bisa menghilangkan penyadaran murni. Dan jangan-jangan, Anda malah berurusan dengan polisi. Berikut kisah nyata yang terjadi di Sydney, Australia.

Suatu ketika, ada seorang businessman yang menghadiri pesta sampai mabuk. Businessman kita bahwa di Australia ada hukuman berat bagi orang-orang yang melakukan drink-driving (nyetir mobil dalam keadaan mabuk). Tapi malam itu, si businessman mencoba peruntungannya, siapa tahu ia tidak dicegat polisi di jalan.

Namun sialnya, ternyata malam itu semua kendaraan di jalanan yang dilalui oleh si businessman diperikasa polisi. Tidak mungkin baginya untuk kabur karena kendaraan lain sudah mengantre di belakang kendaraannya. Dengan was-was, ia menunggu gilirannya.

Tatkala gilirannya tiba, oleh polisi ia dipersilakan uuntuk keluar dari mobilnya. Lalu, ia diberikan sebuah alat tes kadar alkohol serupa alat tiup untuk menguji kadar alkohol dalam napasnya. Tepat ketika ia baru hendak menghembuskan napasnya ke dalam alat itu, tiba-tiba terdengar suara berdentum di belakang. Ternyata ada mobil yang menabrak mobil lainnya. Segera polisi mengambil kembali alat tes itu seraya berkata, "Lebih baik kami mengurusi tabrakan itu daripada mengurusi kamu. Sekarang, kamu pulang saja!". Dengan perasaan plong, ia segera masuk ke mobil lalu tancap gas untuk pulang.

Keesokan paginya, ketika masih enak-enaknya tidur di kasur nan empuk, ia mendengar bel pintu rumahnya didering berkali-kali tanpa putus. Dengan perasaan jengkel, ia bergegas turun ke lantai bawah, lalu mebuka pintu depan. Alangkah kagetnya businessman kita ini tatkala melihat dua orang polisi berbadan besar berdiri di depan pintu rumahnya itu. Tapi si businessman berpikiran,"Kan aku tidak berbuat kesalahan apapun. Jadi, ngapain aku takut?"

Disapanya kedua polisi itu, "Yes, can I help you, Sir?" ("Ya, ada yang bisa Saya bantu, Pak?"). Salah satu polisi itu menjawab, "Apa kami bisa melihat garasi mobil Anda?" "Tentu saja!" jawab si businessman.

Tatkala businessman ini membukakan pintu garasi mobilnya, hampir saja jantungnya copot. Di dalam garasinya itu ternyata yang didapatinya bukan mobil miliknya, namun mobil polisi. Rupa-rupanya, malam sebelumnya, ketika diminta polisi untuk pulang, karena mabuk, bukannya ia masuk ke dalam mobilnya sendiri, tapi malahan ia salah masuk ke dalam mobil polisi.

Kalau tidak salah, orang itu masih mendekam di penjara sampai saat ini.

~Ven Ajahn Brahm~

repost dari fb robin sung

Minggu, 05 Desember 2010

Bukus Palsu renungan harian

Jessica adalah anggota baru di sanggar tari. wanita mungil itu selalu terlihat lincah dan riang. gayanya luwes, senyumnya ramah. tidak banyak yang mengetahui usianya sudah berkepala tiga. Sepintas gayanya lebih mirip mahasiswi daripada seorang ibu beranak satu.

Minggu lalu Jessica terlambat. dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. setelah sepeda motor bututnya diparkirkan, dengan langkah tergesa-gesa Jessica langsung menuju meja resepsionis. Masih seperti biasa, senyum lebar selalu menyungging di bibirnya. lalu dia menyodorkan Kartu Keanggotaan untuk diabsensi, Jessica baru menyadari air botol minum di kantong samping ranselnya kosong, ternyata dia lupa mengisi ulang botol minumnya karena tergesa-gesa. Jessica mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, mencari air dispenser. dalam benaknya, di sanggar tari sebesar itu pasti ada air dispenser yang disediakan untuk para member.

Dengan rasa sungkan dan ragu, Jessica bertanya kepada resepsionis apakah ia boleh meminta botol air minumnya diisi kembali, “Oh, boleh” jawab resepsionis. di panggillah seorang pelayan dapur, “Maaf, mbak, saya lupa mengisi air minum, boleh tolong diisikan ?” tanya Jessica.

Jessica lalu memberikan botol minum berukuran 500 cc itu kepada pelayan dapur. Pelayan dapur agak ragu menerima botol minum tersebut. dengan gelisah ia masih berdiri di sana , seakan-akan menunggu persetujuan dari seseorang, Jessica sedikit heran. Keengganan itu terlihat begitu jelas.

Kemudian datanglah seorang wanita paruh baya. Entah siapa dia, tapi Jessica sering melihatnya di kafe lantai bawah, mungkin pemilik sanggar tebaknya. Jessica merasa tidak enak dengan tatapan tajam dari mata wanita itu. Pelayan dapur agak gugup menjelaskan maksudku kepada wanita tersebut.



“Mbak ini minta air minum,” kata pelayan kepada wanita tua. Wanita tua dengan sorot tidak bersahabat berkata: “Kenapa tidak beli saja air mineral, dik ? Kami ada menjualnya di sini.”
Jessica menangkap pesan penolakan. Dia tau wanita itu enggan mengisikan air minumnya.
“Oh, gak boleh ya. Kalo gitu gak pa-pa, kok.” Senyum Jessica sedikit agak dipaksa. dia mengambil kembali botol minumnya dari tangan pelayan dapur dan segera bergegas melangkah ke lantai dua. Meski sedikit kecewa, Jessica menghibur diri bahwa dia tidak akan mati dehidrasi saat latihan. Sementara di lantai bawah, masih terdengar debat kecil antara wanita tua itu dengan resepsionis. Jessica tidak lagi mempedulikan dia hanya ingin latihan hari itu segera usai.

Hari berikutnya, Jessica masih rutin mengikuti latihan seperti biasanya. Meski Ada rasa tidak enak, Jessica tetap santun menundukkan kepala nya sambil tersenyum kepada wanita tua itu ketika menyapanya. Jessica sama sekali tidak pernah menceritakan kejadian itu pada siapapun.
Yang pasti, sejak itu Jessica sangat memperhatikan botol air minumnya.

Suatu sore, Jessica tidak mengendarai sepeda motor bututnya. Suaminya berjanji akan menjemputnya. hujan mengguyur deras sekali. Usai latihan, Jessica segera turun.
Dia melihat hidangan mie goreng dan nasi goreng di meja. malam itu adalah perayaan tahun pertama berdirinya sanggar tari. Wanita tua itu terlihat sibuk melayani para member lainnya.
Mengajak mereka makan. banyak yang menolak halus, mungkin takut gemuk, mungkin juga ingin segera pulang, Jessica pun menolak halus ketika ditawarkan. makan terburu-buru bukan kebiasaannya, lagipula, dia tidak ingin suaminya menunggu lama.

Jessica mengecek HPnya, Ternyata sms dari suaminya mengabari terlambat menjemput... Jessica masih berdiri di luar dan menunggu di sana.

Tiba-tiba wanita tua itu telah disampingnya.

“Kamu lagi menunggu seseorang ?”

“Iya. Suamiku”

“Suami ? Saya pikir kamu masih mahasiswi.”

Jessica tertawa. “Aku sudah 35 tahun.”

“Menikah muda ya ?”

“28”.

Jessica tidak tau pasti apakah umur segitu termasuk menikah muda.

“Bukankah kamu yang biasanya mengendarai sepeda motor ?”
tanya lagi Wanita itu

Tentu saja mudah dikenali karena Jessica satu-satunya wanita yang mengendarai sepeda motor ke sanggar. kebanyakan member yang lain mengendarai mobil, sebagian lagi di drop oleh supir.

“Iya. Hari ini dijemput suami, jadi aku gak bawa motor.”

“Oh, itu dia jemputanku” Jessica menunjuk pada sebuah Mobil Mercedes hitam mengkilap Seri "S" terbaru yang berhenti pas di tempatnya menunggu.

“Bukankah Itu Mobil Bapak Arthur ?”
tanya wanita tua penuh rasa penasaran.

“Yah, Arthur adalah suamiku.”

Wanita itu terkejut. Tatapannya masih tidak percaya ketika melihat Jessica melambaikan tangan dan menembus hujan masuk ke dalam Mobil.

Mobil itu telah lama berlalu.........., tapi wanita tua masih berdiri sana , melongo.
Ketika memori membawanya kembali pada kejadian air minum itu, rasa malu menghantam keras hatinya. Tiba-tiba dunia terasa gelap.

Arthur..............!
Dia adalah sponsor utama yang selalu mendukung kegiatan sanggar tarinya.

“Oh, tidak…”

Kita sering menganggap diri kita adalah orang baik. tapi ketika kita dihadapkan pada bungkus luar dari apa yang mereka pakai, dari kendaraan yang digunakan, begitu gampangnya sikap hati kita berubah. Bila ‘Bungkus Luar’ itu bagus, kita cenderung ‘mengangkat tinggi-tinggi’ orang tersebut. Sebaliknya bila ‘Bungkus Luar’ jelek, kita lalu menjegalnya, menyepelekan mereka.
Senyum kita jadi palsu. Kebaikan hati kita jadi basa-basi. Hendaknya dalam berhubungan atau pelayanan, kita tidak memandang ' Bungkus Luar ' dari tiap-tiap orang.

( Di sadur dari K2M )
repost from :http://www.ikutangabung.com/2010/04/bungkus-palsu.html

Sabtu, 04 Desember 2010

Belajar kehidupan dari sebuah pohon tua renungan harian

Hidup ini adalah sebuah proses. Hadapilah dengan TEGAR!

Alkisah ada seorang anak yang baru lulus dari sekolah hendak pergi ke kota. Tujuan utamanya untuk mencari pekerjaan. Dan tentu saja merubah nasib. Dia hanya seorang anak petani biasa. Setiap hari dia selalu terbiasa dengan hidup yang sangat sederhana. Orang tuanya sudah terlalu tua untuk diandalkan. Akhirnya menjelang kepergiannya ke kota. Dia pun bertemu dengan bapaknya untuk meminta nasehat. ”Bapak, besok subuh anakmu ini mau berangkat mencari kerja ke kota. Kiranya bapak mengizinkan aku untuk pergi”. Bapak itu pun berkata,” Anakku, bapak tidak bisa membekalimu apa-apa? Tapi sebelum engkau pergi. Bapak mau menunjukkan sesuatu kepada kamu.” Si anak pun melihat bapaknya dengan penuh tanda tanya. ”Apakah itu, Bapak?”. Si Bapak tidak menjawab. Dia tersenyum dan berkata,”Mari ikut aku?”. Lalu dia pun berjalan. Diikuti oleh anaknya dari belakang dengan penuh tanda tanya.

Ternyata mereka pergi ke belakang halaman rumah. Disitu ada sebuah pohon tua yang sangat besar. Umurnya mungkin sudah ratusan tahun. Mereka pun sampai. Dan berdiri persis di depan pohon tua tersebut. Si bapakpun berkata,” Anakku coba kau perhatikan pohon tua ini?”. Si anak pun mulai memperhatikan pohon tua itu. Yang bisa dilihatnya hanya sebuah pohon tua tidak mempunyai arti. Batangnya pun sangat sulit dipeluk dengan mengandalkan seorang diri. Butuh tiga sampai lima orang. Pohon ini pun tidak tahu termasuk jenis tanaman apa? Yang dia tahu pohon ini sudah ada sejak dia masih kecil. Bisa jadi sebelum dia lahir. ” Bapak, aku tidak melihat yang istimewa dari pohon ini”. Jawab si anak. Si bapak pun secara perlahan-lahan mulai mendekati pohon itu lebih dekat lagi. Dan tangannya pun menyentuh akar pohon tersebut. Lalu dia pun berkata,” Pohon itu begitu kokoh berdiri sampai dengan sekarang. Padahal kita tidak pernah merawatnya. Diapun tumbuh secara alamiah. Ketika hujan dia pun menjadi basah. Kemaraupun pun dia menjadi kekeringan. Tapi lewat proses kehujanan dan kekeringan membuat dia menjadi kokoh dan kuat.”



Si bapak memandang wajah anaknya dengan penuh arti. Sambil melanjutkan perkataannya,” Setiap kali kamu menghadapi persoalan ketika kamu di kota. Ingatlah pohon ini? Dia bisa melewati semuanya dengan baik. Walaupun kamu mengalami persoalan besar sekalipun. Itu semua menjadikan kamu lebih kuat dan tegar. Tidak terhempas oleh angin yang besar. Andalkan Sang Pencipta untuk membantu hidupmu. Bila engkau hanya mengandalkan dirimu sendiri dan orang lain itu hanya bersifat sementara. Kamu lebih banyak kecewa. Tapi bila engkau mengandalkan Sang Pencipta kamu tidak pernah kecewa.” Si bapak pun mengakhiri percakapan dengan si anaknya. Si anakpun mulai mengerti. Bahwa di kota nanti dia harus siap menghadapi setiap kesulitan. Dan hanya mengandalkan Sang Pencipta dia pasti berhasil meraih impiannya.

Pembaca yang budiman, dalam kehidupan kita zaman sekarang ini. Kita selalu terangsang untuk mencapai kesuksesan secara cepat. Istilah kerennya secara instan. Tanpa mau bersusah payah. Padahal kita semua tahu bahwa ada satu hukum alam yang tidak mungkin kita hindari yaitu hukum proses. Coba ingat ketika kita masih bayi. Kita pun mulai dari belajar merangkak. Lewat proses jatuh bangun beberapa kali. Mungkin bisa juga ratusan kali. Kita baru bisa belajar berdiri. Setelah kedua kaki kita kokoh dan kuat. Barulah kita mulai melangkah. Mulai dari satu, dua, tiga sampai proses melangkah lancar. Barulah kita mulai bisa berjalan. Setelah kita lancar berjalan, maka kita berlari, memanjat, melompat dan semua aktivitas lainnya yang bisa kita lakukan. Apakah semuanya secara instan? Jawabnya pasti. TIDAK!. Semuanya lewat sebuah PROSES perjuangan.

Pertanyaan saya, bagaimana supaya kita bisa melewati proses kehidupan ini secara kuat dan kokoh? Tentu saja kita harus siap menghadapi setiap kesulitan yang datang. Bukan menghindarinya. Lihat saja batu karang yang keras. Bisa tembus lewat proses tetesan air secara terus menerus.

Dengan diuji membuat mental kita menjadi kuat. Disinilah timbul kekuatan mental kita seperti keberanian, keuletan, kesetiaan, dll. Dan satu lagi yang membuat kita kuat adalah kita harus mempunyai MENTOR. Orang yang siap memberikan masukan bagi setiap kemajuan kita. Mentor yang paling setia adalah orang tua kita. Merekalah pendorong buat kita lebih maju. Kita pun bisa memilih mentor, orang yang sudah mempunyai prestasi dan reputasi dibidang yang kita geluti. Tidak hanya memberikan kritikan. Tapi dia juga mampu membimbing kita menjadi sukses. Dan tak lupa sang mentor sejati adalah Sang Pencipta sendiri. Kita harus selalu mendengarkan nasehatnya. Melalui doa secara rutin. Tak lupa kita bersyukur atas permberiannya setiap hari.

repost :http://www.ikutangabung.com/2010/04/belajar-kehidupan-dari-sebuah-pohon-tua.html

Rabu, 01 Desember 2010

Induk Ayam yang Bijaksana renungan harian

Suatu ketika, ada sekelompok peneliti binatang di daerah Eropa. Salah seorang peneliti itu bertugas untuk meneliti unggas. Peneliti ini dengan sepenuh hati mengamati kehidupan berbagai jenis ayam.

Pada suatu hari, si peneliti menemukan seekor ayam gunung di hutan. Ayam gunung betina itu baru saja bertelur banyak sekali. Untuk penelitiannya, diam-diam si peneliti membawa beberapa butir telur ayam gunung itu.

Sekembalinya ke tempat penelitian, kebetulan ia mendapati ada seeekor ayam betina kampung yang juga baru saja bertelur. Si peneliti lalu mengambil telur ayam betina kampung ini, dan menukarnya dengan telur ayam gunung itu. Sewaktu kembali ke kandang, ayam betina kampung itu melihat bahwa telur yang ada di sana tidak sama dengan telurnya. Dengan ragu-ragu, induk ayam itu pun mengerami telur-telur itu. Induk ayam menjaga telur ayam gunung dengan lemah lembut seolah sedang mengerami telur-telurnya sendiri.

Setelah beberapa saat, telur ayam gunung ini pun menetas. Tiba waktunya untuk memberi makan anak-anak ayam. Induk ayam kampung membawa mereka ke dalam hutan. Ia lalu mengais tanah dengan kakinya untuk mencari cacing-cacing yang bersembunyi di antara tanah dan pepohonan. Setiap kali menemukan seekor cacing, induk ayam itu memanggil anak ayam gunung untuk makan.

Si peneliti yang mengamati tingkah laku mereka sangat terkejut. Karena biasanya induk ayam kampung itu hanya membawa anak ayam yang baru menetas untuk makan makanan ternak di sekitar kandang. Kali ini, rupanya induk ayam kampung ini tahu bahwa anak-anak ayamnya ini berbeda. Induk ayam tahu anak-anaknya ini tidak memakan makanan ternak melainkan hanya makan makanan yang alami.

Si peneliti belum puas. Ia lalu mengambil lagi beberapa butir telur bebek untuk dierami sang induk ayam. Induk ayam ini tetap dengan sepenuh hati mengerami telur-telur bebek ini hingga menetas, kemudian membawa anak-anak bebek itu ke sungai. Induk ayam membiarkan anak-anak bebek berenang di dalam sungai. Kedua kejadian ini membuat si peneliti akhirnya memahami satu hal. Selama ini manusia mengira bahwa ayam adalah makhluk yang bodoh dan tidak berperasaan, tetapi ternyata induk ayam ini mempunyai cinta kasih dan kebijaksanaan.

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Seekor induk ayam saja bisa dengan penuh cinta kasih dan bijaksana memperlakukan setiap makhluk yang berbeda. Sebagai manusia, kita seharusnya memperlakukan semua makhluk dengan sikap yang dapat berpuas diri, penuh syukur, hati yang bijak, dan penuh pengertian.

sumber :tzuchi.or.id

Orang Tua yang Baik Hati - renungan harian

Alkisah terdapat orang tua kaya raya yang baik hati. Daripada menikmati kekayaannya seorang diri, ia lebih suka membantu orang lain agar hidup lebih nyaman. Ia mengabdikan dirinya membantu orang yang menderita dan sedang kesusahan.

Orang-orang yang menerima bantuan orang tua itu sangat berterima kasih kepadanya. Kebaikan serta kedermawanannya tersohor di seluruh negeri bahkan sampai ke negara-negara tetangga. Itulah sebabnya, kebaikannya pun terdengar sampai ke surga.

Sewaktu penghuni surga mengetahui sifat dermawan orang tua tersebut, ia menjadi iri hati. "Dulu saya juga terkenal karena rela membantu dan memberi pada orang lain hingga Tuhan membawa saya ke surga setelah saya meninggal. Namun orang tua ini telah melakukan kebaikan melebihi dari yang saya lakukan. Apakah ia akan mendapat berkat melebihi saya?"

Penghuni surga ini merasa sangat iri. Lalu ia memutuskan untuk mencegah orang tua tersebut melanjutkan berbuat kebaikan. Ia menjelma menjadi manusia dan muncul di depan orang tua itu.

"Apakah kamu tidak menyesal memberikan seluruh hartamu yang berharga kepada orang miskin? Setidaknya kamu harus menyimpan harta yang sudah kau dapatkan dengan susah payah untuk keturunanmu. Kalau tidak, kamu tidak akan memiliki apa pun untuk dirimu sendiri," penghuni surga tersebut mulai membujuk orang tua itu.

Si orang tua tersenyum, "Tuhan menciptakan kita semua untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Akan lebih baik jika saya mendermakan kekayaan saya kepada orang lain daripada hanya menyimpannya untuk keluarga saya."

Penghuni surga masih berusaha memperdayainya, "Setahu saya, seseorang yang berbuat kebajikan akan dihukum ke neraka."

Mendengar itu, si orang tua itu merasa bingung dan heran kenapa orang yang melakukan perbuatan baik justru dimasukkan ke neraka. Penghuni surga lalu menunjukkan kepada orang tua tersebut pemandangan neraka. "Lihatlah! Orang-orang ini menderita di neraka karena mereka terbiasa melakukan perbuatan baik sewaktu mereka hidup. Jika kamu tidak percaya padaku, kamu dapat bertanya sendiri pada mereka."

Orang tua itu kemudian berjalan menghampiri seorang laki-laki yang sedang menderita di neraka dan bertanya kepadanya, "Kenapa kamu berada di sini?" Laki-laki yang sudah bersekongkol dengan penghuni surga itu menjawab, "Seperti yang telah dikatakan penghuni surga kepadamu, saya terbiasa memberikan apa yang saya miliki untuk membantu sesama dan sekarang saya berada di sini."

"Di mana orang yang kamu bantu?" orang tua itu bertanya.

"Mereka ada di surga," laki-laki tersebut menjawab.

Lalu orang tua tersebut dengan riang berkata, "Harapanku adalah memberi kebahagiaan bagi setiap orang. Jika mereka yang menerima bantuanku masuk ke surga, tidak apa-apa jika saya yang justru masuk ke neraka."

Orang tua itu mengatakan hal tersebut dengan ketulusan yang luar biasa hingga penghuni surga terharu dan menjadi malu. Dalam sekejap, hilanglah pemandangan neraka tersebut. Penghuni surga kembali berubah menjadi bentuk aslinya dan berkata kepada orang tua itu, "Semua yang saya katakan kepadamu adalah bohong. Itu semua dipengaruhi oleh rasa iri hati. Saya ingin memperdayaimu agar menghentikan tekadmu untuk membantu sesama. Sesungguhnya, mereka yang melakukan perbuatan baik pasti diberkati oleh Tuhan. Karena kamu bersedia mengorbankan kebahagiaanmu untuk membantu orang lain yang sedang menderita, kamu bukan saja diberkati oleh Tuhan, bahkan kamu akan mendapat kehidupan yang lebih baik."

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Perjalanan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sangatlah panjang. Sepanjang perjalanan tersebut, orang mungkin akan menghormati dan menghargai kita, tapi di lain waktu mungkin mereka akan menghina dan menjatuhkan kita. Kita harus terus menghadapi semua kesulitan dengan sungguh-sungguh dan tekun. Jika tidak, kita akan mudah mengingkari tekad dan menyimpang dari jalan pengembangan spiritual.

Tunggulah sampai wajah tidak berdosa, hati yang tulus dimana pertama kali janjimu dibuat. Hal yang utama dalam pengembangan spiritual adalah menjaga dirimu dari hambatan yang disebabkan oleh permasalahan dunia dan manusia. Pengembangan yang benar terletak pada pemeliharaan kesetiaan seseorang, dan sifat yang tidak bercela. Janganlah sombong ketika orang memujimu atau sebaliknya bersembunyi ketika orang lain mengkritikmu.

sumber : http://www.tzuchi.or.id/

Talk & Share


ShoutMix chat widget