Welcome To My Blog's

Remember

Jumat, 05 Agustus 2011

ABOUT LOVE


 Somebody once told me that "Finding the right person is very hard and very wrong.....it is best to be the right person for the one you love and start from there... you'll always  end up disappointed when you set standards and define a "right person" for you...and don't rush things....coz somewhere somehow God is preparing somebody for you."

You can never be perfect...the person you love can never be perfect...but both of you can be perfect through love and prayers, and  your love can be perfect through the both of you.  But, no relationship is complete without God..... that's why we have marriage.. it's a bond not only between you and your loved one....but also with God.

Our relationships fail not because (s)he's not the right person....it's because we expected too much and we decided on our own....let God do the work...you may call it waiting time....but while  you are waiting...pray. Let God guide you always...He knows better.  No, He knows best.

Love is not what you think it is.... Sometimes we mistakenly feel that our first relationship will be our last. Because we are overwhelmed with joy and romance, we forget to learn the meaning of true love. Some are saying that love is unselfish, blind, unconditional or simply denying oneself for the sake of someone very   important in our life. Others are saying love is immortal and can never be defined. When we think we're in love the first thing we almost wanted the whole world to know is that our love for someone very special can never be taken away from us. We say this phrase "You are the most wonderful gift from GOD I have ever received..." After a terrible fight or sometimes even a petty quarrel we then say "You are the biggest mistake I've ever made for my entire life...!!!!". Now,  how do you say and spell the word L-O-V-E?
Are you really deeply into  it?.

Nobody can tell what love really is until experience speaks and whispers right into our ears. Most of the time, these love promises like "Forever, Till Death do us apart, etc." would end up "Never"  and  "We should part ways, I'm no longer happy with you! My love for you is   DEAD!!!". Many times we thought after having committed to someone and  your trust to one another freezes down to zero degree "S/He ain't the  right one. I should probably wait for the right one to come."

But the big question anyone could not answer is "Is she/he the right one?" and "When is the right time?" That  made us stick to whom we are with. Will you always be waiting for  the right person to come and the right time to commit? A big YES is  the answer. Don't be in a hurry to get into a relationship because you can never find love if  you insist that you are already into it. Try  to find time to really understand your real feelings, to know who you really are, and what you really want  in a relationship.

You're right, There is no such thing as a perfect  relationship, but there's  a compatible partnership that goes along with it. If you already knew that you're too big to fit into a small  sized t-shirt, don't give it a try.  You'll probably break it and pay for the damages you have made. If you knew and felt that the relationship will not last, don't go deeper into it. You'll just  suffer the consequences and live like hell the rest of your life.

It's   really hard to say goodbye though, but you can't make it any better by just pretending you still have the same feelings. Try to let go and give yourself a chance to live life to the fullest. Give yourself a chance to grow and give your heart a much needed attention. Then you will find that you have made the right decision and you made  it all by yourself. More frequently than not, we all act in a  hypocritical  manner for some reason.

We call it love when we can't leave someone and see them crying as we try to let go. We are wrong, its just pity. We call it love when we're too attached and think that losing the one we love will somehow make us weak and unable to face the storms of life. We misunderstood, its just that we're too much dependent to them. We call it love when we  give our whole life to them, the wholeness of  us and imagined that if  they leave no one would accept us and our  past. We are  mistaken, its  just insecurity. But no matter what the definition is, the truth still remains that love isn't something you can buy nor beg. It is real and  existing. You can't touch it but  you can feel it in your heart. You can't find it, but it will knock before you when you least expect it  to come. It can make you the happiest soul in heaven, but don't forget  that it also can make you the most miserable person in the whole galaxy.

KEKAYAAN, KESUKSESAN DAN KASIH SAYANG


Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut.”
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"
Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar".
"Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
"Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."


* * * * *

KISAH PUALAM


Alkisah terdapat sebuah museum yang lantainya terbuat dari batu pualam yang indah. Di tengah-tengah ruangan museum itu dipajang sebuah patung pualam pula yang sangat besar. Banyak orang datang dari seluruh dunia mengagumi keindahan patung pualam itu. Suatu malam, lantai pualam itu berkata pada patung pualam.

Lantai Pualam: "Wahai patung pualam, hidup ini sungguh tidak adil. Benar-benar tidak adil! Mengapa orang-orang dari seluruh dunia datang    kemari untuk menginjak-injak diriku tetapi mereka mengagumimu? Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam:            "Oh temanku, lantai pualam yang baik. Masih ingatkah kau bahwa  kita ini sesungguhnya berasal dari gunung batu yang sama?"

Lantai Pualam: "Tentu saja, justru itulah mengapa aku semakin merasakan ketidakadilan itu. Kita berasal dari gunung batu yang sama, tetapi sekarang kita menerima perlakuan yang berbeda. Benar-benar tidak adil!"

Patung Pualam:            "Lalu apakah kau masih ingat ketika suatu hari seorang pemahat datang dan berusaha memahat dirimu, tetapi kau malah menolak dan merusakkan peralatan pahatnya?"

Lantai Pualam: "Ya, tentu saja aku masih ingat. Aku sangat benci pemahat itu. Bagaimana ia begitu tega menggunakan pahatnya untuk melukai diriku. Rasanya sakit sekali!"

Patung Pualam:            "Kau benar! Pemahat itu tidak bisa mengukir dirimu sama sekali  karena kau menolaknya."

Lantai Pualam: "Lalu?"

Patung Pualam:            "Ketika ia memutuskan untuk tidak meneruskan pekerjaannya pada dirimu, lalu ia berusaha untuk memahat tubuhku. Saat itu aku tahu melalui hasil karyanya aku akan menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda. Aku tidak menolak peralatan pahatnya membentuk tubuhku. Aku berusaha untuk menahan rasa sakit yang luar biasa."

Lantai Pualam: "Mmmmmm...."

Patung Pualam:            "Kawanku, ini adalah harga yang harus kita bayar pada segala sesuatu dalam hidup ini. Saat kau memutuskan untuk menyerah, kau tak boleh menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi pada dirimu sekarang."


* * * * *

UJIAN SARINGAN TIGA KALI


 Di jaman Yunani kuno, Dr. Socrates adalah seorang terpelajar dan intelektual yang terkenal reputasinya karena pengetahuan dan kebijaksanannya yang tinggi.  Suatu hari seorang pria berjumpa dengan Socrates dan berkata,  "Tahukah anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman anda?"
"Tunggu sebentar," jawab Dr. Socrates.  "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan Ujian Saringan Tiga Kali."
"Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Dr. Socrates. "Sebelum anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai Ujian Saringan Tiga Kali.
Saringan yang pertama adalah KEBENARAN. Sudah pastikah anda bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah benar?"
"Tidak," kata pria tersebut,"sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada anda". "Baiklah," kata Socrates. "Jadi anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak."
Sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu : KEBAIKAN. Apakah yang akan anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik ?"
"Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi anda tidak yakin kalau itu benar.”
Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu: KEGUNAAN. Apakah apa yang anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya ?"
"Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut.
"Kalau begitu," simpul Dr. Socrates," jika apa yang anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya ?"

~~~~~~~~~~

Sebuah panah yang telah melesat dari busurnya dan membunuh jiwa yang tak bersalah, dan kata-kata yang telah diucapkan yang menyakiti hati seseorang, keduanya tidak pernah bisa ditarik kembali. Jadi sebelum berbicara, gunakanlah Saringan Tiga Kali.


Ayam atau Bebek

Berikut ini adalah cerita kegemaran guru saya, Ajahn Chah dari Thailand timur laut.

Sepasang pengantin baru tengah berjalan bergandengan tangan di sebuah hutan pada suatu malam musim panas yang indah, seusai makan malam. Mereka sedang menikmati kebersamaan yang menakjubkan yaykala mereka mendengar suara di kejauhan, "Kuek! Kuek!"

"Dengar", kata si istri, "Itu pasti suara ayam."

"Bukan, bukan. Itu suara bebek," kata si suami.

"Nggak, aku yakin itu ayam," si istri bersikeras.

"Mustahil. Suara ayam itu 'kukuruyuuuk!', bebek itu 'kuek! kuek!'
"Itu bebek, Sayang" kata si suami dengan disertai gejala-gejala awal kejengkelan.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi.

"Nah, tuh! Itu suara bebek," kata si suami.

"Bukan, Sayang....Itu ayam! Aku yakin betul!" tandas si istri, sembari menghentakkan kaki.

"Dengar ya! itu a... da...lah...be...bek, B-E-B-E-K. Bebek! Tahu?!" si suami berkata dengan gusar.

"Tetapi itu ayam!" masih saja si istri bersikeras.

"Itu jelas-jelas bue...bel! Kamu ini... kamu ini...?
Terdengar lagi suara, "Kuek! Kuek!" sebelum si suami mengatakan sesuatu yang sebaiknya tak dikatakannya.

Si istri sudah hampir menangis, "Tetapi itu ayam..."

Si suami melihat air mata yang mengambang di pelupuk mata istrinya, dan akhirnya, teringat kenapa dia manikahinya. Wajahnya melembut dan katanya dengan mesra, "Maafkan aku, Sayang. Kurasa kamu benar. Itu memang suara ayam kok."

"Terima kasih, Sayang," kata istri sambil menggenggam tangan suaminya.

"Kuek! Kuek!" terdengar lagi suara di hutan, mengiringi mereka berjalan bersama dalam cinta.

Maksud dari cerita bahwa si suami akhirnya sadar adalah:
siapa sih yang peduli itu ayam atau bebek? Yang lebih penting adalah keharmonisan mereka , yang membuat mereka dapat menikmati kebersamaan pada malam yang indah itu. Berapa banyak pernikahan yang hancur gara-gara persoalan sepele? Berapa banyak perceraian terjadi karena hal-hal"ayam atau bebek"?

Ketika kita memahami cerita tersebut, kita akan ingat apa yang menjari prioritas kita. Pernikahan jauh lebih penting ketimbang mencari siapa yang benar tentang apakah itu ayam atau bebek.Lagi pula, betapa sering kita merasa yakin, amat sangat mantap, mutlak, bahwa kita benar, namun belakangan ternyata kita salah?

Lho, siapa tahu? Mungkin saja itu adalah ayam yang direkayasa genetik sehingga bersuara seperti bebek??


~Ven Ajahn Brahm~

Talk & Share


ShoutMix chat widget