Suatu hari seorang tukang kayu yang buta huruf menerima sepucuk surat. Karena ia buta huruf, maka ia tergesa-gesa menuju ke penjual daging kenalannya, yang punya watak keras untuk minta tolong membacakan surat...
"Ini surat dari putramu", seru si tukang daging. "Begini bunyinya, Ayah aku sakit dan tidak punya uang sesenpun, tolong kirimkan aku sejumlah uang sesegera mungkin... putramu..."
Dibacakan dengan keras dan kasar oleh si tukang daging. Tukang kayu menjadi marah, ia berkata, "Dasar anak tak tahu diri...!! Memangnya dia siapa memerintah aku, ayahnya...!? Jangan kira aku akan mengirimi dia sesenpun..."
Dalam kemarahannya ia kembali ke rumah, tapi di perjalanan ia bertemu sahabatnya, Seorang penjahit yang bersuara lembut.
Ia pun bercerita tentang surat yang tadi.
"Coba kau lihat sendiri surat putraku ini..."
Penjahit itu lalu membaca surat itu dengan suaranya yang lembut, tenang, dan jelas...
Tiba-tiba surat itu berbunyi sangat lain, si Tukang kayu itupun menjadi sedih "Oh anakku malang...!!", katanya dengan cemas...
"Ia pasti sangat menderita, lebih baik aku segera mengirimnya uang sekarang juga..."
Memang benar...! Pesan sangat tergantung pada cara penyampaiannya...
"Bila kita renungkan, konflik yang sering terjadi antara pasangan, saudara, sahabat, rekan kerja, sering bukan karena ada masalah besar dan rumit yang tidak bisa dipecahkan. Namun karena kita tidak dapat mengatur cara kita menyampaikannya..."
"Terutama saat kita tidak setuju, lalu menyampaikannya dengan sikap lebih sabar, ramah, lembut, maka yang mendengarnya akan mudah menerima dan tidak akan terjadi pertentangan..."
semoga semua makhluk berbahagia
may all be happy
Label
- Ajahn Brahm Stories (6)
- ESET NOD32 Keys (4)
- Read Mindfully (62)
- Tugas (16)
Selasa, 14 Juni 2011
-=Buddha Quotes=-
"Awake , Be the witness of your thoughts ."
"Peace comes from within. Do not seek it without."
"Do not dwell in the past, do not dream of the future,
concentrate the mind on the present moment."
"Live every act fully, as if it were your last."
"We are what we think. All that we are arises with our thoughts.
With our thoughts, we make the world."
"Health is the greatest gift, contentment the greatest wealth,
faithfulness the best relationship."
"Endurance is one of the most difficult disciplines,
but it is to the one who endures that the final victory comes."
"Fashion your life as a garland of beautiful deeds."
"Those who are free of resentful thoughts surely find peace."
"We are shaped by our thoughts; we become what we think.
When the mind is pure, joy follows like a shadow that never leaves"
-- Buddha
"Peace comes from within. Do not seek it without."
"Do not dwell in the past, do not dream of the future,
concentrate the mind on the present moment."
"Live every act fully, as if it were your last."
"We are what we think. All that we are arises with our thoughts.
With our thoughts, we make the world."
"Health is the greatest gift, contentment the greatest wealth,
faithfulness the best relationship."
"Endurance is one of the most difficult disciplines,
but it is to the one who endures that the final victory comes."
"Fashion your life as a garland of beautiful deeds."
"Those who are free of resentful thoughts surely find peace."
"We are shaped by our thoughts; we become what we think.
When the mind is pure, joy follows like a shadow that never leaves"
-- Buddha
Jumat, 03 Juni 2011
Kekuatan tanpa kekerasan
**(Cerita ini merupakan cerita yang sangat mengetarkan hati, dimana kita dapat menghukum, atau merubah orang tanpa kekerasan, paksaan, dan lain-lain, semoga cerita ini juga dapat menginspirasi kita semua khususnya orang tua ke anaknya..)**
Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi - Pendiri Lembaga M.K.Gandhi)
Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di te...ngah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan.
Kami tinggal jauh dipedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayah saya. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung saya berlari menunju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.
Dengan gelisah ayah menanyai saya, “Kenapa kau terlambat?”
Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne sehingga saya menjawab, “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.” Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan, kini ayah tahu kalau saya berbohong.
Lalu ayah berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu, ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saya tidak pernah akan berbohong lagi.
“Sering kali saya berpikir mengenai peristiwa ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.”
Dr. Arun Gandhi adalah cucu Mahatma Gandhi dan pendiri Lembaga M.K.Gandhi untuk Tanpa-KekerasanPada tanggal 9 Juni 2005 ia memberikan ceramah di Universitas Puerto Rico dan bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa-kekerasan yang dapat diterapkan di sebuah keluarga.
repost from http://www.yauhui.net/kekuatan-tanpa-kekerasan/
Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi - Pendiri Lembaga M.K.Gandhi)
Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di te...ngah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan.
Kami tinggal jauh dipedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh ayah saya. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung saya berlari menunju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.
Dengan gelisah ayah menanyai saya, “Kenapa kau terlambat?”
Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne sehingga saya menjawab, “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.” Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon bengkel mobil itu. Dan, kini ayah tahu kalau saya berbohong.
Lalu ayah berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik.”
Lalu, ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayah hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saya tidak pernah akan berbohong lagi.
“Sering kali saya berpikir mengenai peristiwa ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.”
Dr. Arun Gandhi adalah cucu Mahatma Gandhi dan pendiri Lembaga M.K.Gandhi untuk Tanpa-KekerasanPada tanggal 9 Juni 2005 ia memberikan ceramah di Universitas Puerto Rico dan bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa-kekerasan yang dapat diterapkan di sebuah keluarga.
repost from http://www.yauhui.net/kekuatan-tanpa-kekerasan/
Quotes
Beberapa quotes yang merubah cara pandang dan kehidupan kita
The greatest achievement in the life is to rise up again from failure
Dalam kehdupan ini kita tdk dpt melakukn hal yg besar.tetapi kita dpt melakukn byk hal kecil dgn cnta yg besar.
Cara memulai adlh berhenti berbicara n mulai melakukan
Byk kesempatn sudah hadir bagimu, bagi kita semua, beruntung bisa menerimanya.. Cnta merupakn sesuatu yg sungguh eksis, cnta merupakn sebuah energi yg membntu engkau mjdi kuat, mjdi penuh kasih n mjdi penuh perhatian..perhatian thdp kondisi org n makhluk lain, perhatian dicurahkan utk meringankan penderitaan n utk menolong org lain agar mrka berbahagia.. Ketika engkau bersentuhan dgn org lain maka engkau menghadirkan energi cinta.
"Kehausan kita akan persetujan sama besarnya dengan ketakutan kira kepada kritik"-- Hans Selye
"Jangan mengkritik seseorang, karena dia hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan, bila kita berada dalam situasi yang sama"-- Abraham Lincoln
"Maaf adalah kata yang melucuti senjata lawan"
"Jangan memberi perhatian secara langsung terhadap kesalahan orang"
"Orang kuat = Orang yang mampu mengendalikan orang lain"
"Orang hebet = Orang yang mampu mengendalikan diri sendiri"
"WASPADA is defferent with CURIGA"
"Saya lebih baik menjadi orang yang tidak mengakui kekurangan diri saya, ketimbang menjadi orang yang tidak menghargai kelebihan orang lain"-- Tansil
The greatest achievement in the life is to rise up again from failure
Dalam kehdupan ini kita tdk dpt melakukn hal yg besar.tetapi kita dpt melakukn byk hal kecil dgn cnta yg besar.
Cara memulai adlh berhenti berbicara n mulai melakukan
Byk kesempatn sudah hadir bagimu, bagi kita semua, beruntung bisa menerimanya.. Cnta merupakn sesuatu yg sungguh eksis, cnta merupakn sebuah energi yg membntu engkau mjdi kuat, mjdi penuh kasih n mjdi penuh perhatian..perhatian thdp kondisi org n makhluk lain, perhatian dicurahkan utk meringankan penderitaan n utk menolong org lain agar mrka berbahagia.. Ketika engkau bersentuhan dgn org lain maka engkau menghadirkan energi cinta.
"Kehausan kita akan persetujan sama besarnya dengan ketakutan kira kepada kritik"-- Hans Selye
"Jangan mengkritik seseorang, karena dia hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan, bila kita berada dalam situasi yang sama"-- Abraham Lincoln
"Maaf adalah kata yang melucuti senjata lawan"
"Jangan memberi perhatian secara langsung terhadap kesalahan orang"
"Orang kuat = Orang yang mampu mengendalikan orang lain"
"Orang hebet = Orang yang mampu mengendalikan diri sendiri"
"WASPADA is defferent with CURIGA"
"Saya lebih baik menjadi orang yang tidak mengakui kekurangan diri saya, ketimbang menjadi orang yang tidak menghargai kelebihan orang lain"-- Tansil
Langganan:
Postingan (Atom)