Welcome To My Blog's

Remember

Minggu, 16 September 2012

Lubangnya terlalu dalam



Sepenggal kisah dari buku
si cacing dan kotoran kesayangannya 3!

Anda tidak mengendalikan hidup ini. Ketika anda menyadari ini,anda berhenti mengeluh. Saya belajar sejak lama untuk tidak mengeluh, melainkan melihat masalah dengan cara lain. Anda selalu bisa memiliki sikap positif terhadap apa pun yang harus anda lakukan. Bahkan saya ingat ajahn chah menceritakan kisah seseorang yang suatu hari berjalan dalam hutan dan melihat sebuah lubang besar.

Di dasar lubang itu ada harta karun senilai jutaan. Ia mencondongkan badannya dan berusaha mengambil harta itu, tapi lubangnya terlalu dalam. Ia mendoyongkan badannya dan menjulurkan tangannya,tapi masih saja ia tak mampu menjangkau harta itu. Lalu ia mengeluh,lubangnya terlalu dalam,lubangnya terlalu dalam..."

Orang lain datang kesana dan bertanya, "ada apa?" Orang pertama menjawab, "lihat,ada harta karun dibawah sana,tapi saya tak bisa menjangkaunya. Lubangnya terlalu dalam" lalu orang kedua berkata pada orang yang bodoh ini, "minggir,saya akan tunjukan padamu apa masalahnya." Ia mengambil sebatang galah. "Masalahnya bukan lubang jelek yang terlalu dalam,tapi tanganmu yang terlalu pendek!" Ia menjulurkan galah ditangannya,mengambil harta itu,dan pergi.

Pesan moral cerita itu adalah : ketika anda mengeluh, "lubangnya terlalu dalam", seringkali kita tidak melakukan apa pun untuk memperbaikinya. Kita hanya bersikap negatif.
Faktanya, lubang itu tidak pernah terlalu dalam, tangan kitalah yang terlalu pendek. Anda selalu bisa mengulurkan lengan dengan bantuan galah. Alih-alih mengeluh,kita selalu bisa melakukan sesuatu mengenainya. Lebih baik menyalakan lilin ketimbang mengeluhkan kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Talk & Share


ShoutMix chat widget