Setelah Sir Edmund Hillary
bersama Tenzing Norgay (pemandu/sherpa) kembali dari puncak Mount Everest,
hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya
ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya :
Reporter : "Bagaimana
perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di
dunia?"
Tenzing Norgay : "Sangat
senang sekali"
Reporter : "Anda khan
seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di
depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan
kaki di puncak Mount Everest?"
Tenzing Norgay : "Ya,
benar sekali. Pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilahkan
dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya & menjadi orang pertama di
dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia".
Reporter : "Mengapa Anda
lakukan itu?"
Tenzing Norgay : "Karena
itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil
membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN-nya".
Disekitar kita, banyak sekali
orang seperti Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay.
Pepatah mengatakan,
"Bila Anda hendak jadi pahlawan, harus ada yang bertepuk tangan dipinggir
jalan".
Di dunia ini, tidak semua
manusia berkeinginan dan memiliki impian seperti Sir Edmund Hillary, menjadi
pahlawan.
Mereka ini cukup berbahagia
dengan memberikan pelayanan dengan membantu orang lain mencapai impiannya.
Mereka merasa cukup menjadi
"orang2 yang bertepuk tangan saja dipinggir jalan".
Kadang, orang2 seperti ini
diperlakukan ibarat "telor mata sapi".
Yang punya telur si Ayam,
yang tersohor malah Sapi.
Dimanakah posisi Anda? Edmund
atau Tenzing?
Jika Anda diposisi Edmund.
Sudahkah Anda menghargai,
menghormati dan mengangkat orang .A N2 seperti Tenzing Norgay dalam tim Anda?
Jika Anda diposisi Tenzing,
sudahkah Anda melakukannya dgn tulus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar